08 November 2012

Theologi Penaklukkan (Dominion Theology)—Pandangan Sekilas



Pada 1980an, dunia dapat melihat sebuah kebangkitan ajaran theologi campur aduk yang dipanggil sebagai Theologi Penaklukkan (TP). TP merupakan hasil dari dua aliran utama (tradisi Reformasi/Calvinis dan tradisi Pentakosta/Karismatik). Sebelum TP dikemukakan, pasti akan susah untuk membayangkan dua tradisi ini bisa memiliki kesamaan. Menariknya, walaupun kedua aliran Kristen ini telah menyusuri jalan yang berbeda, mereka akhirnya bertemu pada simpang jalan yang sama, paling tidak mengenai dua isu besar. Pertama, cara memahami PL. Kedua, keyakinan umum masa kini merupakan ekspresi penuh dan utuh Kerajaan Allah, serta Kristus tidak mungkin datang ke dunia sebelum gereja mengalami satu tingkat kedewasaan dan pertumbuhan yang signifikan. Dan, disadari atau tidak, ternyata muncul juga pendeta dan terbitan buku di Indonesia yang mulai mengajarkan theologi ini.

Arti Penaklukkan  
Pendukung ajaran ini percaya bahwa penaklukkan seluruh aspek kehidupan masa kini telah dipulihkan (restorasi) setelah kedangan Kristus yang pertama. Oleh karena kita kini hidup dalam Kerajaan Allah (dari konsep inilah istilah Kingdom Now muncul), mereka percaya tugas Gereja masa kini adalah memanggil orang Kristen untuk mengklaim kembali kekuasaan Kristus atas dunia dengan cara apa pun melalui TP. Hal ini dapat diwujudnyatakan melalui nilai-nilai etis mematuhi firman (hukum alkitabiah). Ajaran Karismatik acap kali mengajarkan penaklukkan dapat diraih melalui pengakuan firman menggunakan cara-cara metafisika (yang tak kelihatan). Ajaran ini percaya penaklukkan harus diraih orang Kristen (tidak secara langsung oleh Kristus, tetapi langsung oleh orang percaya) atas seluruh manusia, sebelum kedatangan Kristus secara jasmani ke dunia ini. Ayat utama yang digunakan untuk membela ajaran ini adalah Kejadian 1:28, “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: ‘Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.’" 
Jika dicermati baik-baik, ayat ini mengajarkan manusia diberi kuasa untuk menaklukkan hewan dan bumi, yang jelas sudah diperlihatkan oleh manusia dan masih terus diterapkan (Mzm. 8:6–8). Akan tetapi, ayat ini tidak memberi pembenaran, seperti yang diajarkan TP, kita harus menaklukkan manusia lainnya. Alkitab mengajarkan Kristus memiliki kuasa atas seluruh manusia (Yud. 25), dan orang percaya akan berkuasa dan memerintah bersama Dia (Why. 5:10), tetapi pertanyaannya adalah kapan hal itu terjadi. Berkuasa bersama Kristus akan terjadi di dalam Kerajaan Allah pada masa mendatang. Inilah mengapa sedemikian penting untuk memahami masa kini bukanlah Kerajaan itu, tetapi Masa Gereja (Anugerah). 

Kesalahan Penaklukkan
Alkitab mengajarkan bahwa masa kini bukanlah Kerajaan Allah. Orang percaya belum berkuasa dan memerintah bersama Kristus, walaupun itulah yang akan menjadi tujuan kita kelak. Orang percaya tidak mendapat hak istimewa tersebut sebelum seluruh tahap dan nubuat dalam Alkitab digenapi. Bahkan, Rasul Paulus mengecam jemaat Korintus yang terjebak dalam ajaran penaklukkan ini dengan kata-kata “… Ah, alangkah baiknya kalau benar demikian, bahwa kamu telah menjadi raja, sehingga kamipun turut menjadi raja dengan kamu” (1 Kor. 4:8). Sebaliknya, Paulus dengan jelas membahas tentang penderitaan, cemooh, dan aniaya yang ia alami demi Kristus (4:9–13) sementara ia memberitakan Injil. Aniaya merupakan panggilan semua orang percaya pada masa kini sebelum kedatangan Kristus. Hal ini dapat kita lihat dalam nasihat Paulus untuk “turutilah teladanku!” (4:16).
Gereja masa kini berada pada Masa Anugerah di mana aniaya dirasakan orang percaya sembari menyampaikan kebenaran Injil pada bangsa-bangsa. Masa ini mirip dengan tugas Kristus ketika Dia melayani di dunia. Pada kedatangan-Nya yang pertama, Kristus tinggal dalam dunia yang kejam supaya Dia dapat mati, sementara memanggil para murid untuk melanjutkan pelayanan-Nya setelah Dia pergi ke surga (setelah kebangkitan-Nya). Kepatuhan dan kesetiaan Kristus untuk melaksanakan kehendak Allah menjadi kontras yang tajam terhadap kesombongan dan hendak meraih penaklukkan pada masa Adam. Oleh karena Gereja—Tubuh Kristus—dipersiapkan untuk menjadi mempelai Kristus, ia juga akan mengalami masa-masa penganiayaan selama zaman ini ketika Kristus memanggil kepada bangsa-bangsa yang lain (orang-orang non Yahudi) untuk dipilih bagi nama-Nya (Kis. 15:14) melalui Gereja. Oleh karena Kristus mengalami penolakan dan kebencian dalam dunia ini, hal sama juga akan dialami oleh Tubuh-Nya (Yoh. 15:18–27). Seperti Kristus bertahan hingga titik penghabisan dan dimuliakan (Yoh. 17), kuasa akan diberikan pada semua orang percaya di Kerajaan Allah yang akan datang (Why. 2:25–27; 3:21).
Pengikut ajaran penaklukkan melakukan kesalahan sama seperti mereka yang ditegur oleh Kristus dalam Lukas 24:26: “Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?” Hal yang sama berlaku bagi Gereja-Nya. Gereja pertama-tama harus menderita pada masa kini dan kemudian akan dimuliakan, menerapkan penaklukkan setelah kedatangan Kristus di dalam Kerajaan-Nya. Satu perselisihan besar antara kaum penaklukkan dan anti penaklukkan adalah apakah Gereja akan memperoleh keadaan hidup yang serba sempurna Kerajaan Allah untuk saat ini sebelum kedatangan Kristus. 
Di sini, kita bisa melihat satu kesalahan untuk dengan tak sabar melangkah ke depan dan secara gegabah memperkenalkan ‘firdaus’ di dunia dalam satu cara yang tidak sesuai dengan rencana/rancangan Allah. Walaupun kaum penaklukkan mengatakan mereka berusaha mendatangkan Kerajaan, tidak melalui usaha-usaha manusia, tetapi oleh kuasa Roh Kudus, fakta sederhananya adalah Alkitab tidak mengajarkan ajaran mereka. Mereka berusaha dengan giat hanya menggunakan hikmat mereka semata. Usaha yang keliru ini hanya akan menghasilkan upaya-upaya yang sia-sia dan turut berpartisipasi dalam kegiatan yang justru sejalan dengan tujuan dan kepentingan dunia ini. Maka dari itu, amat penting untuk kita betul-betul memahami Alkitab dalam tema yang krusial ini.  

Fakta Menarik tentang Penaklukkan
Seperti banyak isu lainnya, tidak ada dua orang penganut ajaran ini benar-benar sama persis dalam seluruh poin ajaran penaklukkan. Akan tetapi, ada hal-hal khusus yang disepakati oleh semua pengikut ajaran ini. Sebagai contoh, seandainya ada 10 poin yang menjelaskan TP, kita bisa melihat tidak semua pengikut ajaran ini memegang teguh 10 poin ini. Mungkin berlebihan jika saya mengatakan ada 10 poin. Paling tidak ada beberapa poin yang melandaskan ajaran penaklukkan ini:
  1. Rekonstruksionisme
  2. Theonomi
  3. Theologi Perjanjian (Covenant Theology)
  4. Paska-milenialisme
  5. Preterisme
  6. Ajaran Kingdom Now, dll.
Para Penyebar Ajaran Ini
Mustahil untuk menyebut satu per satu para pemimpin yang mengajarkan theologi ini, tetapi ada beberapa yang tampak jelas mengajarkannya: Rick Warren, C. Peter Wagner, Earl dan Don Paulk, Robert Tilton, Larry Lea, James Robison, Rick Godwin, Clark Whitten, Bob Weiner, Bob Mumford, John Mears, Bill Hamon, Tommy Reid, Marilyn Hickey, dll.

Kesimpulan
Theologi Penaklukkan dapat dikatakan sebagai satu tren berbahaya yang muncul di tengah-tengah ajaran Kristen Injili Fundamental. Hal ini semakin dibenarkan karena ada semacam dorongan bagi orang Kristen untuk melatih sejenis penaklukkan yang dilakukan belum waktunya. Bukankah dorongan semacam itu merupakan inti dari janji si ular pada Hawa di Taman Eden? Oleh karena kaum penaklukkan ini salah perihal waktu kedatangan Kerajaan Allah dan cara-cara untuk menghadirkan Kerajaan itu, mereka secara sadar atau tidak melibatkan diri untuk semakin mengukuhkan kerajaan Iblis, dalam pengertian bahwa mereka menerapkan theologi mereka yang miring ini. Orang Kristen diperintahkan untuk mencari hal-hal yang dari atas, untuk memikirkan hal-hal yang dari atas (Kol. 3:1–2), sementara tak jemu-jemu menantikan kedatangan sang Juruselamat (Flp. 3:20). Panggilan kita pada masa kini bukanlah untuk menaklukkan, tetapi menyebarkan Injil kepada dunia dan menantikan Anak Allah dari surga yang akan membawa kita supaya kita terhindar dari murka Allah (Masa Tribulasi [1 Tes. 1:10]). Kemudian, hanya setelah kedatangan Tuhan kita untuk kedua kalinya ke dunia, kita akan berkuasa dan memerintah (menaklukkan) bersama Kristus di dalam Kerajaan Allah (Why. 2:26–27; 3:21). Maranata!


No comments:

Post a Comment