Yunus di Perut Ikan

Bagi banyak orang, kisah-kisah supernatural yang dicatat dalam Alkitab terasa ganjil dan tampak terlalu bodoh untuk dicerna akal.  Salah satu kisah yang dianggap begitu mustahil untuk diterima secara logis adalah kisah tentang seorang nabi yang tidak patuh terhadap perintah Allah, Yunus, yang ditelan oleh ikan besar. Hal yang menarik, ia bertahan hidup di dalam perutnya selama tiga hari (Yunus 1:17–2:10).

Untuk membela Alkitab, beberapa orang telah berburu dan mencari alasan-alasan yang sejalan dengan ilmu pengetahuan. Ikan macam apa yang cukup besar sehingga mampu menelan manusia? Bagaimana Yunus bisa bernapas di dalam ikan tersebut? Bagaimana ia mampu bertahan di tengah-tengah sistem pencernaan binatang itu?

Terdapat beberapa gagasan yang bisa menjadi bahan pertimbangan dari masing-masing pertanyaan di atas, tetapi kita perlu melihat peristiwa ini dengan pengakuan bahwa Allah memiliki segala kemampuan dan kedaulatan.

Mampukah Allah mempersiapkan ikan besar untuk berenang di bawah kapal yang sedang diterjang badai, menelan dan membawa Yunus ke tepi pantai, lalu memuntahkannya keluar? Mengapa tidak! Jika memang Dia adalah Pencipta segala isi dunia, mempersiapkan ikan dan waktu bagi kejadian ini tak akan menguras banyak dari kekuatan atau kemampuan-Nya. 

Dalam Matius 12:40, Yesus menggunakan pengalaman Yunus sebagai landasan untuk memberi informasi pada para murid tentang kondisi waktu diri-Nya di dalam kubur. Fakta sejarah kisah Yunus dan ikan besar terkait erat historisitas kebangkitan Yesus Kristus.

Pendeta Community Bible Church di Jackson, Wyoming, Don Landis mengungkapkan beberapa fakta menarik yang dapat menjadi bahan pertimbangan.

1. Apakah ada “ikan besar” yang cukup besar untuk menelan manusia? Tentu! Perlu kita lihat bahwa sistem klasifikasi pembagian hewan modern bisa jadi tidak digunakan pada waktu Yunus. Makhluk apa pun yang didapati dalam laut bisa saja disebut sebagai ‘ikan’. Kita tahu ada ikan paus (paus biru dan paus sperma) bahkan ikan hiu (hiu putih dan hiu paus) yang dapat menelan manusia seutuhnya. Ikan paus sperma dapat bertumbuh sepanjang 21 meter. Esofagus ikan paus ini berukuran 50 cm lebar dan ikan paus ini tidak perlu mengunyah makanan—jadi Yunus bisa ditelan seutuhnya. Dua ilmuwan dari Sea World San Diego memberi hipotesis bahwa ikan hiu putihlah yang menelan Yunus.
2. Mampukah manusia bertahan tiga hari dan tiga malam dalam perut ikan? Ini sangat sulit untuk dijawab. Terdapat beberapa spesies ikan yang muncul ke permukaan dan menghirup udara ke dalam paru-paru, seperti lungfish. Akan tetapi, tidak ada penjelasan bagaimana udara bisa ditransfer ke dalam perut.
3. Bagaimana dengan sistem pencernaan ikan? Encarta Encyclopedia melaporkan, “Ketika ikan paus menelan makanan, makanan bergerak melalui esofagus dan masuk ke dalam perut yang memiliki banyak ruas yang mirip seperti sapi, domba, dan kijang. Di dalam ruas perut yang pertama, makanan dihancurkan. Dalam ruas perut kedua, pencernaan semakin memperhalus makanan.” Jika Yunus bertahan di dalam ruas perut yang pertama, ia hanya perlu khawatir agar dirinya tidak dihancurkan, tidak perlu memikirkan untuk dicerna! Sementara, hiu memiliki metabolisme yang bergerak jauh lebih lambat dan tubuh manusia mampu bertahan selama tiga hari di dalamnya tanpa mengalami pembusukan.
4. Bagaimana dengan kisah-kisah lain yang bermunculan? Ada beberapa kisah yang telah beredar selama ratusan tahun tentang ikan paus menelan manusia. Mungkin kisah yang paling terkenal adalah kisah James Bartley, pemburu ikan paus yang bertugas di atas kapal Star of the East, yang melaporkan telah ditelan oleh ikan paus dan hidup untuk bisa menceritakannya. Namun, keaslian dari kisah tersebut masih dipertanyaakan dan sebaiknya tidak digunakan sebagai barang bukti apa pun. Tulis saja “James Bartley” dalam search engine dan simaklah berapa situs yang meragukan kisah tersebut.

Intinya adalah:

1. Allah perlu mendisiplin nabinya yang tidak patuh.
2. Allah mempersiapkan “ikan besar” yang hidup dalam laut.
3. Allah membawa nabi yang tidak patuh dan kisah tentang ‘ikan besar’ untuk kemuliaan Dia dan keselamatan kota Niniwe.