Pada
1980an, dunia dapat melihat sebuah kebangkitan ajaran theologi campur aduk yang
dipanggil sebagai Theologi Penaklukkan (TP). TP merupakan hasil dari dua aliran
utama (tradisi Reformasi/Calvinis dan tradisi Pentakosta/Karismatik). Sebelum
TP dikemukakan, pasti akan susah untuk membayangkan dua tradisi ini bisa
memiliki kesamaan. Menariknya, walaupun kedua aliran Kristen ini telah menyusuri
jalan yang berbeda, mereka akhirnya bertemu pada simpang jalan yang sama, paling
tidak mengenai dua isu besar. Pertama, cara memahami PL. Kedua, keyakinan umum
masa kini merupakan ekspresi penuh dan utuh Kerajaan Allah, serta Kristus tidak
mungkin datang ke dunia sebelum gereja mengalami satu tingkat kedewasaan dan
pertumbuhan yang signifikan. Dan, disadari atau tidak, ternyata muncul juga pendeta dan terbitan buku di Indonesia yang mulai mengajarkan theologi ini.
Arti
Penaklukkan
Pendukung
ajaran ini percaya bahwa penaklukkan seluruh aspek kehidupan masa kini telah
dipulihkan (restorasi) setelah kedangan Kristus yang pertama. Oleh karena kita
kini hidup dalam Kerajaan Allah (dari konsep inilah istilah Kingdom Now muncul), mereka percaya
tugas Gereja masa kini adalah memanggil orang Kristen untuk mengklaim kembali
kekuasaan Kristus atas dunia dengan cara apa pun melalui TP. Hal ini dapat
diwujudnyatakan melalui nilai-nilai etis mematuhi firman (hukum alkitabiah).
Ajaran Karismatik acap kali mengajarkan penaklukkan dapat diraih melalui pengakuan
firman menggunakan cara-cara metafisika (yang tak kelihatan). Ajaran ini
percaya penaklukkan harus diraih orang Kristen (tidak secara langsung oleh
Kristus, tetapi langsung oleh orang percaya) atas seluruh manusia, sebelum
kedatangan Kristus secara jasmani ke dunia ini. Ayat utama yang digunakan untuk
membela ajaran ini adalah Kejadian 1:28, “Allah
memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: ‘Beranakcuculah dan
bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang
merayap di bumi.’"
Jika dicermati baik-baik, ayat ini mengajarkan manusia
diberi kuasa untuk menaklukkan hewan dan bumi, yang jelas sudah diperlihatkan
oleh manusia dan masih terus diterapkan (Mzm. 8:6–8). Akan tetapi, ayat ini
tidak memberi pembenaran, seperti yang diajarkan TP, kita harus menaklukkan
manusia lainnya. Alkitab mengajarkan Kristus memiliki kuasa atas seluruh
manusia (Yud. 25), dan orang percaya akan berkuasa dan memerintah bersama Dia (Why.
5:10), tetapi pertanyaannya adalah kapan hal itu terjadi. Berkuasa bersama
Kristus akan terjadi di dalam Kerajaan Allah pada masa mendatang. Inilah
mengapa sedemikian penting untuk memahami masa kini bukanlah Kerajaan itu,
tetapi Masa Gereja (Anugerah).
Kesalahan
Penaklukkan
Alkitab
mengajarkan bahwa masa kini bukanlah Kerajaan Allah. Orang percaya belum
berkuasa dan memerintah bersama Kristus, walaupun itulah yang akan menjadi
tujuan kita kelak. Orang percaya tidak mendapat hak istimewa tersebut sebelum
seluruh tahap dan nubuat dalam Alkitab digenapi. Bahkan, Rasul Paulus mengecam
jemaat Korintus yang terjebak dalam ajaran penaklukkan ini dengan kata-kata “… Ah, alangkah
baiknya kalau benar demikian, bahwa kamu telah menjadi raja, sehingga kamipun
turut menjadi raja dengan kamu” (1 Kor. 4:8). Sebaliknya, Paulus dengan
jelas membahas tentang penderitaan, cemooh, dan aniaya yang ia alami demi
Kristus (4:9–13) sementara ia memberitakan Injil. Aniaya merupakan panggilan
semua orang percaya pada masa kini sebelum kedatangan Kristus. Hal ini dapat
kita lihat dalam nasihat Paulus untuk “turutilah teladanku!” (4:16).
Gereja masa
kini berada pada Masa Anugerah di mana aniaya dirasakan orang percaya sembari
menyampaikan kebenaran Injil pada bangsa-bangsa. Masa ini mirip dengan tugas
Kristus ketika Dia melayani di dunia. Pada kedatangan-Nya yang pertama, Kristus
tinggal dalam dunia yang kejam supaya Dia dapat mati, sementara memanggil para
murid untuk melanjutkan pelayanan-Nya setelah Dia pergi ke surga (setelah
kebangkitan-Nya). Kepatuhan dan kesetiaan Kristus untuk melaksanakan kehendak
Allah menjadi kontras yang tajam terhadap kesombongan dan hendak meraih
penaklukkan pada masa Adam. Oleh karena Gereja—Tubuh Kristus—dipersiapkan untuk
menjadi mempelai Kristus, ia juga akan mengalami masa-masa penganiayaan selama
zaman ini ketika Kristus memanggil kepada bangsa-bangsa yang lain (orang-orang
non Yahudi) untuk dipilih bagi nama-Nya (Kis. 15:14) melalui Gereja. Oleh
karena Kristus mengalami penolakan dan kebencian dalam dunia ini, hal sama juga
akan dialami oleh Tubuh-Nya (Yoh. 15:18–27). Seperti Kristus bertahan hingga
titik penghabisan dan dimuliakan (Yoh. 17), kuasa akan diberikan pada semua
orang percaya di Kerajaan Allah yang akan datang (Why. 2:25–27; 3:21).
Pengikut
ajaran penaklukkan melakukan kesalahan sama seperti mereka yang ditegur oleh
Kristus dalam Lukas 24:26: “Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk
masuk ke dalam kemuliaan-Nya?”
Hal yang sama berlaku bagi Gereja-Nya. Gereja pertama-tama harus menderita pada masa kini dan kemudian akan dimuliakan, menerapkan penaklukkan
setelah kedatangan Kristus di dalam Kerajaan-Nya. Satu perselisihan besar
antara kaum penaklukkan dan anti penaklukkan adalah apakah Gereja akan
memperoleh keadaan hidup yang serba sempurna Kerajaan Allah untuk saat ini
sebelum kedatangan Kristus.
Di sini, kita bisa melihat satu kesalahan untuk
dengan tak sabar melangkah ke depan dan secara gegabah memperkenalkan ‘firdaus’
di dunia dalam satu cara yang tidak sesuai dengan rencana/rancangan Allah.
Walaupun kaum penaklukkan mengatakan mereka berusaha mendatangkan Kerajaan,
tidak melalui usaha-usaha manusia, tetapi oleh kuasa Roh Kudus, fakta
sederhananya adalah Alkitab tidak mengajarkan ajaran mereka. Mereka berusaha
dengan giat hanya menggunakan hikmat mereka semata. Usaha yang keliru ini hanya
akan menghasilkan upaya-upaya yang sia-sia dan turut berpartisipasi dalam
kegiatan yang justru sejalan dengan tujuan dan kepentingan dunia ini. Maka dari
itu, amat penting untuk kita betul-betul memahami Alkitab dalam tema yang krusial
ini.
Fakta Menarik tentang Penaklukkan
Seperti banyak isu lainnya,
tidak ada dua orang penganut ajaran ini benar-benar sama persis dalam seluruh
poin ajaran penaklukkan. Akan tetapi, ada hal-hal khusus yang disepakati oleh
semua pengikut ajaran ini. Sebagai contoh, seandainya ada 10 poin yang menjelaskan
TP, kita bisa melihat tidak semua pengikut ajaran ini memegang teguh 10 poin
ini. Mungkin berlebihan jika saya mengatakan ada 10 poin. Paling tidak ada
beberapa poin yang melandaskan ajaran penaklukkan ini:
- Rekonstruksionisme
- Theonomi
- Theologi Perjanjian (Covenant Theology)
- Paska-milenialisme
- Preterisme
- Ajaran Kingdom Now, dll.
Para Penyebar Ajaran Ini
Mustahil untuk menyebut satu
per satu para pemimpin yang mengajarkan theologi ini, tetapi ada beberapa yang
tampak jelas mengajarkannya: Rick Warren, C. Peter Wagner, Earl dan Don Paulk,
Robert Tilton, Larry Lea, James Robison, Rick Godwin, Clark Whitten, Bob
Weiner, Bob Mumford, John Mears, Bill Hamon, Tommy Reid, Marilyn Hickey, dll.
Kesimpulan
Theologi Penaklukkan dapat
dikatakan sebagai satu tren berbahaya yang muncul di tengah-tengah ajaran Kristen
Injili Fundamental. Hal ini semakin dibenarkan karena ada semacam dorongan bagi orang Kristen
untuk melatih sejenis penaklukkan yang dilakukan belum waktunya. Bukankah
dorongan semacam itu merupakan inti dari janji si ular pada Hawa di Taman Eden?
Oleh karena kaum penaklukkan ini salah perihal waktu kedatangan Kerajaan Allah
dan cara-cara untuk menghadirkan Kerajaan itu, mereka secara sadar atau tidak
melibatkan diri untuk semakin mengukuhkan kerajaan Iblis, dalam pengertian
bahwa mereka menerapkan theologi mereka yang miring ini. Orang Kristen
diperintahkan untuk mencari hal-hal yang dari atas, untuk memikirkan hal-hal
yang dari atas (Kol. 3:1–2), sementara tak jemu-jemu menantikan kedatangan sang
Juruselamat (Flp. 3:20). Panggilan kita pada masa kini bukanlah untuk
menaklukkan, tetapi menyebarkan Injil kepada dunia dan menantikan Anak Allah
dari surga yang akan membawa kita supaya kita terhindar dari murka Allah (Masa
Tribulasi [1 Tes. 1:10]). Kemudian, hanya setelah kedatangan Tuhan kita untuk
kedua kalinya ke dunia, kita akan berkuasa dan memerintah (menaklukkan) bersama
Kristus di dalam Kerajaan Allah (Why. 2:26–27; 3:21). Maranata!
No comments:
Post a Comment