23 November 2012

Intoleransi: Kapan akan berakhir?


Ketika melihat jam dan tanggal, tahun 2012 sudah tinggal menghitung hari. Salah satu masalah terbesar yang dihadapi negara ini adalah mengatasi konflik agama. Tahun ini pun masih terdengar dari berita kekerasan antaragama yang terjadi. Anehnya, masalah ini tidak dapat diselesaikan semenjak reformasi besar-besaran yang terjadi 13 tahun yang lalu. Pada tahun ini, pemerintah mengusulkan sebuah program reformasi legislatif dan mengutamakan dua undang-undang yang dianggap mampu mencegah dan mengatasi konflik umat agama. Undang-undang pertama adalah Penanganan Konflik Sosial. Kedua, yang belum disahkan, adalah rancangan undang-undang Kerukunan Umat Beragama.

Usulan-usulan ini didasarkan pada asumsi sederhana bahwa konflik umat beragama terjadi karena sebelumnya memang tidak ada undang-undang yang mengaturnya. Pihak legislatif menyampaikan kebutuhan yang mendesak untuk sebuah regulasi yang lebih riil perihal hubungan umat beragama dan kriminalisasi serangan-serangan terhadap agama. Akan tetapi, mereka gagal untuk mengidentifikasi faktor-faktor politik, ekonomi, dan sosial yang lebih dalam dibalik intoleransi dan konflik agama. Undang-undang Penanganan Konflik Sosial memberi asumsi bahwa konflik sosial dan agama disebabkan oleh ketidakberdayaan polisi untuk mengatasi sebuah konflik, termasuk sengketa surat izin pembangunan tempat ibadah. Undang-undang yang baru ini memberi kuasa yang jauh lebih besar kepada polisi, mengizinkan pemerintah pusat dan lokal untuk menyatakan keadaan darurat selama 90 hari, dan memampukan pemerintah untuk memanggil “bantuan” pada angkatan bersenjata.

Undang-undang ini akan memunculkan masalah lama yaitu indikasi jelas kembalinya kuasa militer atas masyarakat, dan mengandalkan Komisi Penanganan Konflik Sosial untuk mengatasi suatu konflik. Komisi ini, walaupun belum didirikan, akan terdiri dari perwakilan kepolisian, angkatan bersenjata (darat, laut, udara), pemuka agama, dan pihak-pihak yang terlibat dalam suatu konflik. Komisi ini bisa menimbulkan masalah baru karena memiliki wewenang yang terlepas dari hukum, menyiratkan keputusan yang mereka jalankan tidak dapat diulas dan akibatnya, tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Usulan undang-undang yang kedua, Kerukunan Umat Beragama, sebenarnya juga gagal untuk menyampaikan faktor-faktor dan penyebab yang lebih mendalam akar permasalahan konflik beragama. Usulan undang-undang ini muncul akhir 2011 dan berusaha menjamah isu-isu yang cukup luas seperti pendidikan agama, seremoni pemakaman, perpindahan agama, dan perayaan hari-hari besar agama. Di dalamnya juga termuat sanksi-sanksi atas pencemaran agama.

Fakta bahwa rancangan undang-undang ini belum disahkan memberi pandangan kuat belum adanya kesepakan tentang cara-cara untuk menciptakan regulasi agama di Indonesia, atau sebarapa jauh urusan-urusan agama harus mendapatkan regulasi. Sementara secara umum diterima bahwa pemerintahan lokal mampu menangani kegiatan agama demi kebaikan kerukunan beragama, masih banyak perdebatan mengenai cara yang terbaik untuk meraih hal tersebut.

Sebagai garam dan terang dunia, orang Kristen yang ada di Indonesia harus ikut berpartisipasi untuk membawa negara ini meraih kesejahteraan yang selama ini didambakan. Banyak gejolak intoleransi yang tak kunjung usai di negara ini. Maka dari itu, sebagai bagian dari negara ini, kita harus tetap teguh dalam pemahaman dan ajaran guru mahaagung kita, Yesus Kristus. Satu faktor utama intoleransi adalah tidak adanya kasih yang benar-benar nyata di tengah-tengah negara ini. Ketika kita mengaku dengan sungguh percaya dan mengasihi Tuhan, kita juga mau tidak mau masuk dalam satu kontrak bahwa kita juga harus mengasihi sesama kita. Jangan sampai hilang kasih yang ada dalam kita, jika sudah hilang maka intoleransi akan selalu merajalela.
   

14 November 2012

Apakah Adam Mempunyai Pusar?

Pertanyaan ini tampak konyol. Akan tetapi, kadang pertanyaan ini menjadikan kita berpikir lebih dalam tentang Alkitab, khususnya kisah-kisah tentang Penciptaan dalam Kitab Kejadian. Coba tebak jawabannya... Saya percaya Adam tidak mempunyai pusar, sama halnya dengan Hawa.
 

"Masa sih, Adam, manusia pertama tidak punya pusar?" mungkin ada orang yang menggagas. Demikian penjelasan saya. Saya bukanlah orang yang memiliki latar belakang medis, tetapi hal umum yang dapat kita pelajari adalah pusar merupakan tanda atau bukti kita dulu pernah terhubung pada bunda kita masing-masing. Kita mengandalkan 'tali kehidupan' itu untuk mendapatkan gizi dari tubuh bunda ketika kita bertumbuh di dalam perutnya.
Jika kita kembali melihat terang firman dalam Kejadian, kita dapat melihat Adam dan Hawa memiliki proses penciptaan yang berbeda dari kita semua (keturunan Adam dan Hawa). Dari Alkitab, kita bisa mendapatkan kesimpulan bagaimana manusia hadir di dunia ini. Manusia, jika tidak diciptakan seperti Adam dan Hawa, hadir di dunia melalui proses kelahiran. Hanya dua kesimpulan ini yang dapat kita lihat dari Alkitab: diciptakan atau dilahirkan. Demikian yang dinyatakan Kitab Kejadian tentang proses penciptaan Adam dan Hawa: "…TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah… Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu” (Kej: 2:7, 21–22). Tidak ada proses kelahiran yang terjadi pada manusia pertama (dan kedua) yang telah Allah ciptakan dan ada keyakinan yang besar Allah tidak akan membuat tubuh mereka seolah-olah mereka pernah bertumbuh dan keluar dari rahim.
Ada beberapa orang yang percaya Adam dan Hawa diberi berkat” atau “kutuk” sebuah pusar. Walaupun tidak ada alasan alkitabiah atau ilmu pengetahuan yang dapat meyakinkan kita Adam dan Hawa memiliki pusar, ada beberapa ahli Alkitab percaya dengan beberapa teori seputar urusan pusar ini, yaitu pra-, mid-, dan paska-umbilisis. Kaum pra-umbilisis percaya Adam sejak awal mula sudah memiliki pusar. Ini merupakan berkat yang diberikan manusia oleh Allah. Jika demikian, dan kita melihat Kejadian 1:27 bahwa Adam diciptakan menurut gambar Allah, apakah itu berarti Allah juga memiliki pusar? Hmm.
Kaum mid-umbilisis senang menjelaskan tentang operasi pertama yang dilakukan Allah terhadap Adam. Sementara tulang rusuk Adam dicabut keluar oleh Allah, tarikan tersebut menimbulkan semacam lubang, dan akhirnya bagi Adam, itulah pusar yang pertama di dunia. Mari kita rujuk ke Kejadian 2:21, “Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.” Sementara memungkinkan Allah menciptakan “lubang” karena mencabut keluar tulang rusuk Adam, dalam ayat di atas ada semacam gagasan bahwa Allah dalam operasi pertamanya dengan rapi menjahit kembali tubuh Adam tanpa sejenis “lubang” yang akhirnya menjadi pusar. Kaum ini juga percaya bahwa setelah kematian, perempuan akan cease to exist (hilang eksistensi) karena mereka pada mulanya diciptakan sebagai rekan sepadan dari tulang rusuk laki-laki. Pandangan ini sangat tidak alkitabiah, Tuhan sudah mati bagi semua orang, sehingga baik laki-laki atau perempuan melalui menerima Kristus sebagai juruselamat, percaya Dia mati dan bangkit kembali, dan pengakuan dosa mereka, pasti diselamatkan (Rm. 10:9; 1 Yoh. 1:9).
Kaum paska-umbilisis percaya setelah Adam dan Hawa jatuh dalam dosa serta sadar mereka telanjang, Allah memberi mereka pusar sebagai mukjizat terakhir bagi mereka (kutuk), karena mereka sendiri diciptakan secara mukjizat. Sekali lagi, tidak ada bukti alkitabiah dari kisah mereka ini dan juga tidak ada alasan bagi manusia pertama untuk membutuhkan pusar. “Mengapa Adam dan Hawa membutuhkan pusar?” Tidak ada alasannya. Beberapa penggagas ajaran ini juga menyatakan pusar yang ada pada tubuh mereka merupakan tanda akan dosa mereka. Akan tetapi, pertimbangkan hal ini: ketika mereka jatuh dalam dosa, mereka kehilangan sifat alami mereka yang kudus, kehilangan firdaus dalam bentuk Taman Eden, dan harus hidup dalam dunia kejam selama beberapa ratus tahun bekerja mengolah tanah yang terkutuk. Adam dan Hawa sudah cukup banyak mendapatkan tanda yang mereka perlukan.
Mereka yang percaya Adam dan Hawa tidak pernah memilik pusar, dan kemungkinan besar kasusnya demikian, boleh disebut atau dipanggil sebagai Non-Umbilisis. Kiranya Tuhan memberkati kita semua.

12 November 2012

10 Nubuat yang Digenapi pada 1948


10 nubuat Alkitab yang digenapi pada 1948 ketika Israel menjadi bangsa yang bersatu dan merdeka untuk kedua kalinya dalam sejarah.

1. Keturunan Yakub akan kembali mengambil kuasa atas Israel—Amos 9:14–15
Dalam Amos 9:14–15, sang nabi berkata akan muncul waktu ketika orang-orang Israel yang berada di pembuangan kembali berkuasa atas tanah air mereka dan ‘tidak akan dicabut lagi’ dari tanah air tersebut. Amos hidup kira-kira 2.700 tahun yang lalu, pada masa bangsa Israel dipaksa untuk dibuang dari rumah mereka oleh kerajaan-kerajaan asing. Walaupun cukup lama merasakan pembuangan, banyak orang Yahudi kembali pulang dan mengklaim kembali kedaulatan atas satu bagian kecil dari tanah air mereka. Pernyataan kemerdekaan ini pada 1948 menimbulkan peperangan dengan negara-negara tetangganya, yang menolak kehadiran bangsa Israel. Pada 15 Mei, 1948, hari ketika pasukan dari negara-negara sekitar mulai menyerang Israel, Azzam Pasha, Sekretaris Jenderal Liga Arab, mengatakan, “Ini merupakan perang yang akan membasmi dan menghancurkan seperti pembantaian yang dilakukan orang Mongolia dan Perang Salib.” Kutipan serupa sering disampaikan oleh orang lain selama perang 1948-49 serta dua perang besar yang mengikutinya. Terlepas dari bagian wilayahnya yang kecil, Israel mampu bertahan menghadapi serangan yang bertubi-tubi, mencegah bangsa tersebut untuk diusir kembali seperti masa-masa yang lalu.
“Aku akan memulihkan kembali umat-Ku Israel: mereka akan membangun kota-kota yang licin tandas dan mendiaminya; mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan minum anggurnya; mereka akan membuat kebun-kebun buah-buahan dan makan buahnya. Maka Aku akan menanam mereka di tanah mereka, dan mereka tidak akan dicabut lagi dari tanah yang telah Kuberikan kepada mereka," firman TUHAN, Allahmu.”
2. Israel akan dihidupkan kembali—Yehezkiel 37:10–14
Dalam Yehezkiel 27:10–14, sang nabi menerima penglihatan di mana Israel digambarkan sebagai tulang-belulang yang berserakan. Dalam penglihatan ini, Allah memberi tahu Yehezkiel bahwa tulang-tulang itu akan dihidupkan kembali. Seperti halnya Yehezkiel telah menubuatkan hal ini 2.600 tahun yang lalu, orang Yahudi kembali ke tanah air mereka dan benar-benar mendapatkan kembali kehidupan mereka. Israel kembali menciptakan kedaulatan sebagai sebuah negara pada 1948, tiga tahun setelah akhir dari pembantaian massal yang dilancarkan rezim Nazi, yang berhasil membasmi sepertiga populasi orang Yahudi diseluruh dunia.
Lalu aku bernubuat seperti diperintahkan-Nya kepadaku. Dan nafas hidup itu masuk di dalam mereka, sehingga mereka hidup kembali. Mereka menjejakkan kakinya, suatu tentara yang sangat besar. Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, tulang-tulang ini adalah seluruh kaum Israel. Sungguh, mereka sendiri mengatakan: Tulang-tulang kami sudah menjadi kering, dan pengharapan kami sudah lenyap, kami sudah hilang. Oleh sebab itu, bernubuatlah dan katakan kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Sungguh, Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, hai umat-Ku, dari dalamnya, dan Aku akan membawa kamu ke tanah Israel. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, pada saat Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, hai umat-Ku, dari dalamnya. Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalammu, sehingga kamu hidup kembali dan Aku akan membiarkan kamu tinggal di tanahmu. Dan kamu akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan membuatnya, demikianlah firman TUHAN."
3. Yesaya berbicara tentang Israel yang dilahirkan kembali dalam satu hari—Yesaya 66:7–8
Dalam ayat ini, sang nabi melihat kelahiran kembali Israel pada 1948. Yesaya menjelaskan seorang perempuan yang sudah melahirkan sebelum merasakan kesakitan dan berbicara tentang suatu negeri yang dilahirkan dalam satu hari. Hal ini dengan tepat menjelaskan peristiwa yang terjadi pada 14 Mei 1948—orang Yahudi mendeklarasi kemerdekaan Israel sebagai bangsa yang bersatu dan berdaulat untuk pertama kalinya sejak 2.900 tahun yang lalu.
Pada hari yang sama, Amerika Serikat mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengakui kedaulatan Israel. Dan, beberapa jam sebelumnya, sebuah perjanjian PBB sudah berakhir, mengakhiri kuasa Inggris atas tanah Palestina. Selang 24 jam, kuasa militer asing atas tanah Israel dibubarkan, Israel memproklamasikan kemerdekaan, dan kemerdekaan tersebut diakui oleh bangsa-bangsa lain. Israel modern secara literal lahir dalam satu hari.
Yesaya mengatakan kelahiran tersebut akan terjadi sebelum munculnya kesakitan saat melahirkan. Sebuah gerakan yang disebut Zionisme pada 1800an memberi dukungan bagi semua orang Yahudi untuk kembali pulang ke Israel, yang pada waktu itu disebut Palestina. Selang beberapa jam proklamasi kemerdekaan 1948, Israel diserang oleh negara-negara tetangga antara lain, Mesir, Yordania, Lebanon, Irak, dan Arab Saudi.
Ketika membaca Yesaya 66:7–8, ingatlah juga bahwa status Israel sebagai negara berdaulat didirkan dan mendapat pengakuan hanya dalam satu hari. Negara ini muncul dari satu gerakan Zionisme (kerinduan untuk pulang ke Sion). Menariknya proklamasi kemerdekaan bukanlah hasil dari sebuah peperangan tetapi justru menimbulkan peperangan.
“Sebelum menggeliat sakit, ia sudah bersalin, sebelum mengalami sakit beranak, ia sudah melahirkan anak laki-laki. Siapakah yang telah mendengar hal yang seperti itu, siapakah yang telah melihat hal yang demikian? Masakan suatu negeri diperanakkan dalam satu hari, atau suatu bangsa dilahirkan dalam satu kali? Namun baru saja menggeliat sakit, Sion sudah melahirkan anak-anaknya.”
4. Israel akan kembali dilahirkan sebagai bangsa yang bersatu—Yehezkiel 37:21–22
Dalam ayat ini, sang nabi berkata Allah akan suatu hari membawa pulang bangsa Israel sebagai bangsa yang bersatu. Hal ini bisa jadi mengagetkan Yehezkiel. Ia hidup kira-kira 2.600 tahun yang lalu. Pada waktu itu, bangsa Israel sudah terbagi menjadi dua kerajaan yang berbeda. Dan, kedua kerajaan telah dijajah oleh pihak asing, yang memaksa banyak orang Israel, termasuk Yehezkiel sendiri untuk meninggalkan Israel. Akan tetapi, ketika orang Yahudi menyatakan kedaulatan pada 1948, mereka melakukan hal itu sebagai bangsa yang bersatu, menciptakan Israel yang kembali bersatu.
katakanlah kepadanya: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Sungguh, Aku menjemput orang Israel dari tengah bangsa-bangsa, ke mana mereka pergi; Aku akan mengumpulkan mereka dari segala penjuru dan akan membawa mereka ke tanah mereka. Aku akan menjadikan mereka satu bangsa di tanah mereka, di atas gunung-gunung Israel, dan satu raja memerintah mereka seluruhnya; mereka tidak lagi menjadi dua bangsa dan tidak lagi terbagi menjadi dua kerajaan.
5. Israel yang kedua akan jauh lebih impresif daripada yang pertama—Yeremia 16:1415
Dalam ayat ini, sang nabi mengatakan Israel yang kedua akan jauh lebih mantap daripada yang pertama. Dalam banyak hal memang demikian. Pertama kali Israel didirikan sebagai sebuah bangsa adalah ketika Musa mengantar keturunan Yakub ini (masa kini dianggap sebagai orang Yahudi) keluar dari Mesir. Kemudian mereka berkuasa atas tanah Kanaan dan mendirikan Israel selama kira-kira 3.400 tahun yang lalu. Akan tetapi, pendirian Israel yang kedua kali terjadi setelah orang Yahudi kembali bersatu, setelah mereka berserakan diseluruh penjuru dunia selama beberapa ribu tahun. Kali kedua ini, mereka harus kembali pulang dari daerah-daerah yang amat jauh seperti Amerika Serikat, China, Rusia, Afrika Selatan, dll.
Sebab itu, demikianlah firman TUHAN, sesungguhnya, waktunya akan datang, bahwa tidak dikatakan orang lagi: Demi TUHAN yang hidup yang menuntun orang Israel keluar dari tanah Mesir!, melainkan: Demi TUHAN yang hidup yang menuntun orang Israel keluar dari tanah utara dan dari segala negeri ke mana Ia telah menceraiberaikan mereka! Sebab Aku akan membawa mereka pulang ke tanah yang telah Kuberikan kepada nenek moyang mereka.
6. Prediksi waktu kelahiran kembali Israel oleh Yehezkiel—Yehezkiel 4:3–6
Dalam Yehezkiel 4:3–6, sang nabi berkata bahwa orang Yahudi, yang telah kehilangan hak tanah mereka, akan dihukum selama 430 tahun. Nubuat ini, menurut pakar Alkitab Grant Jeffrey, menjelaskan kelahiran Israel pada 1948. Berikut ringkasan teori milik Jeffrey:
  1. Yehezkiel berkata orang Yahudi akan dihukum selama 430 tahun karena mereka tidak setia terhadap Allah. Sebagai bagian dari penghukuman mereka, bangsa Yahudi kehilangan hak milik tanah air mereka dan diserahkan pada bangsa Babel. Banyak orang Yahudi dibuang ke Babel.
  2. Babel kemudian dijajah oleh Koresh (Media-Persia) pada 539 sM. Koresh mengizinkan orang Yahudi untuk meninggalkan Babel dan kembali ke tanah mereka sendiri. Akan tetapi, hanya segelintir orang yang mengindahkan perintah Koresh. Titah raja ini diberlakukan kira-kira tahun 536 sM, 70 tahun setelah Yehuda takluk pada Babel.
  3. Oleh karena sebagian besar orang Yahudi di pembuangan memutuskan untuk tinggal di Babel, tidak kembali pulang ke tanah mereka sendiri, sisa dari 360 tahun penghukuman mereka dikalikan 7. Alasannya dijelaskan dalam Kitab Imamat (26:18; 26:21; 26:24; dan 26:28). Dalam kitab itu, dikatakan jika umat Tuhan tidak bertobat di tengah-tengah penderitaan mereka, hukuman dikalikan tujuh kali. Dan, dengan bertahan di Babel, hal ini menunjukkan banyak orang Yahudi yang menolak untuk bertobat.
  4. Jadi, jika Anda mengambil 360 tahun sisa waktu penghukuman dan dikalikan 7, Anda mendapatkan 2,520 tahun. Akan tetapi, Jeffrey mengemukakan tahun tersebut berdasarkan penghitungan kalender lunar (setahun—360 hari). Jika tahun itu disesuaikan dengan kalender penghitungan solar masa kini, jumlahnya adalah 2,484 tahun.
  5. Ternyata, secara tepat ada 2,484 tahun dari 536 sM sampai 1948 M, tahun lahirnya negara Israel.
(Dalam ayat Alkitab ini, Yehezkiel di minta Allah untuk secara simbolis melakukan 430 tahun penghukuman tersebut).
Lalu ambillah sebidang besi dan dirikanlah itu di antaramu dengan kota itu menjadi dinding besi, kemudian tujukanlah wajahmu ke arah kota itu, sehingga kota itu dalam keadaan terkepung, dan engkaulah yang mengepung dia. Inilah menjadi lambang bagi kaum Israel. Berbaringlah engkau pada sisi kirimu dan Aku akan menanggungkan hukuman kaum Israel atasmu. Berapa hari engkau berbaring demikian, selama itulah engkau menanggung hukuman mereka Beginilah Aku tentukan bagimu: Berapa tahun hukuman kaum Israel, sekian harilah engkau menanggung hukuman mereka, yaitu tiga ratus sembilan puluh hari. Kalau engkau sudah mengakhiri waktu ini, berbaringlah engkau untuk kedua kalinya, tetapi pada sisi kananmu dan tanggunglah hukuman kaum Yehuda empat puluh hari lamanya; Aku menentukan bagimu satu hari untuk satu tahun.
7. Bangsa Israel akan kembali pulang ke “tanahnya”—Yehezkiel 34:13
Dalam ayat ini, sang nabi mengatakan Allah akan mengumpulkan bangsa Yahudi dari segala penjuru dunia dan mengantar mereka kembali untuk memasuki “tanahnya”. Setelah beberapa abad dalam perantauan, beribu-ribu orang Yahudi pulang ke tanah mereka pada awal 1800an. Akan tetapi, jutaan orang kembali ke Israel setelah proklamasi kemerdekaan 1948. Dengan kata lain, jutaan orang Yahudi pulang ke tanah air mereka yang benar-benar menjadi “tanahnya” dalam pengertian kini sudah menjadi negara yang berdaulat.
Aku akan membawa mereka keluar dari tengah bangsa-bangsa dan mengumpulkan mereka dari negeri-negeri dan membawa mereka ke tanahnya; Aku akan menggembalakan mereka di atas gunung-gunung Israel, di alur-alur sungainya dan di semua tempat kediaman orang di tanah itu.
8. Allah yang akan menjaga bangsa Israel—Yeremia 31:10
Dalam ayat ini, sang nabi berkata Allah akan suatu hari mengumpulkan kembali orang Yahudi dan menjaga mereka bagai seorang gembala. Terserah keyakinan Anda, tetapi terdapat bukti Allah telah menjaga atas bangsa Israel yang kembali didirikan. Beberapa jam setelah Israel menyatakan kemerdekaan pada 1948, negara-negara disekitarnya mulai menyerang mereka. Akan tetapi Israel yang kecil dan mungil bertahan melalui peperangan tersebut dan mampu menerima tanah tambahan, memperbesar ukuran Israel sebesar 50 persen. Israel juga bertahan terhadap dua perang besar belakangan.
Dengarlah firman TUHAN, hai bangsa-bangsa, beritahukanlah itu di tanah-tanah pesisir yang jauh, katakanlah: Dia yang telah menyerakkan Israel akan mengumpulkannya kembali, dan menjaganya seperti gembala terhadap kawanan dombanya!
9. Pasukan Israel akan jauh lebih kuat—Imamat 26:3, 7–8
Dalam ayat-ayat ini, Alkitab berkata bahwa pasukan Israel akan memiliki kuasa supernatural untuk bertahan semasa hari-hari konflik, jika umat setia terhadap Tuhan. Ayat Alkitab ini mengatakan 5 orang mampu mengusir 100 orang, dan 100 orang mampu mengusri 10.000 orang. Apakah ada bukti atas klaim yang menakjubkan ini? Buktikan sendiri.
Contoh 1: Beberapa jam setelah Israel menyatakan diri merdeka pada 1948, Mesir, Siria, Yordania, Irak, dan Lebanon menyerang Israel. Jumlah populasi dari negara-negara tersebut paling tidak berjumlah 20 juta pada waktu itu. Israel hanya memiliki kurang dari 1 juta orang. Walaupun demikian, orang Yahudi yang memenangkan peperangan dan memperbesar wilayah mereka sebesar 50 persen.
Contoh 2: Semasa Perang 1967, Israel menyerang pangkalan angkatan udara negara-negara tetangga dan berhasil menduduki Yerusalem sejak terakhir kali sekitar 2000 tahun yang lalu. Mereka juga memperoleh daerah-daerah tambahan. Perang ini hanya terjadi selama 6 hari.
Contoh: 3 Pada 6 Oktober 1973, Israel diserang oleh Mesir dan Siria. Sejumlah negara lain ikut dalam penyerangan. Akan tetapi, bangsa Israel mampu menghalau serangan pasukan negara-negara tersebut dan menduduki tanah di luar dari perbatasan Israel.
Jikalau kamu hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada perintah-Ku serta melakukannya…Kamu akan mengejar musuhmu, dan mereka akan tewas di hadapanmu oleh pedang. Lima orang dari antaramu akan mengejar seratus, dan seratus orang dari antaramu akan mengejar selaksa dan semua musuhmu akan tewas di hadapanmu oleh pedang.
10. Berkat orang Israel dipulihkan kembali—Ulangan 30:3–5
Dalam ayat ini, Alkitab mengatakan orang Yahudi bakal diserakkan ke seluruh dunia, dikembalikan ke tanah mereka, dan kehidupan mereka akan dipulihkan kembali. Nubuat ini mulai digenapi pada masa modern semasa akhir 1800 ketika banyak orang Yahudi pulang ke Israel, sejauh China, Amerika Serikat, Rusia, dan Afrika Selatan. Israel menyatakan kemerdekaan pada 1948. Masa kini, Israel adalah salah satu negara paling makmur di dunia. Pada 1999, sebagai contoh, produk domestik bruto Israel jauh mengungguli negara-negara yang ada disekitarnya.
maka TUHAN, Allahmu, akan memulihkan keadaanmu dan akan menyayangi engkau. Ia akan mengumpulkan engkau kembali dari segala bangsa, ke mana TUHAN, Allahmu, telah menyerakkan engkau. Sekalipun orang-orang yang terhalau dari padamu ada di ujung langit, dari sanapun TUHAN, Allahmu, akan mengumpulkan engkau kembali dan dari sanapun Ia akan mengambil engkau. TUHAN, Allahmu, akan membawa engkau masuk ke negeri yang sudah dimiliki nenek moyangmu, dan engkaupun akan memilikinya pula. Ia akan berbuat baik kepadamu dan membuat engkau banyak melebihi nenek moyangmu.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah Tuhan tidak lupa dan tidak mengabaikan bangsa yang telah Dia tetapkan sebagai bangsa pilihan. Ketika ajaran-ajaran Gereja seperti Theologi Pergantian (Replacement Theology) menyatakan Israel sudah tidak berkenan lagi dihadapan Allah, dan seluruh berkat dan janji Tuhan bagi Israel kini dialihkan kepada Gereja (Israel Rohani), paling tidak seputar 1948 dunia dapat melihat Allah tidak lupa dengan umat pilihan-Nya. Allah menggenapi janji-Nya bagi Israel. Gereja yang muncul dalam PB mendapat berkatnya tersendiri sebagai tubuh Kristus, tetapi Gereja itu bukanlah Israel. Israel masih memiliki banyak peran yang harus diemban untuk menyingkapkan kemuliaan Tuhan hingga akhir waktu nanti. Baik Israel dan Gereja mendapat perhatian yang besar dari Tuhan.  

08 November 2012

Theologi Penaklukkan (Dominion Theology)—Pandangan Sekilas



Pada 1980an, dunia dapat melihat sebuah kebangkitan ajaran theologi campur aduk yang dipanggil sebagai Theologi Penaklukkan (TP). TP merupakan hasil dari dua aliran utama (tradisi Reformasi/Calvinis dan tradisi Pentakosta/Karismatik). Sebelum TP dikemukakan, pasti akan susah untuk membayangkan dua tradisi ini bisa memiliki kesamaan. Menariknya, walaupun kedua aliran Kristen ini telah menyusuri jalan yang berbeda, mereka akhirnya bertemu pada simpang jalan yang sama, paling tidak mengenai dua isu besar. Pertama, cara memahami PL. Kedua, keyakinan umum masa kini merupakan ekspresi penuh dan utuh Kerajaan Allah, serta Kristus tidak mungkin datang ke dunia sebelum gereja mengalami satu tingkat kedewasaan dan pertumbuhan yang signifikan. Dan, disadari atau tidak, ternyata muncul juga pendeta dan terbitan buku di Indonesia yang mulai mengajarkan theologi ini.

Arti Penaklukkan  
Pendukung ajaran ini percaya bahwa penaklukkan seluruh aspek kehidupan masa kini telah dipulihkan (restorasi) setelah kedangan Kristus yang pertama. Oleh karena kita kini hidup dalam Kerajaan Allah (dari konsep inilah istilah Kingdom Now muncul), mereka percaya tugas Gereja masa kini adalah memanggil orang Kristen untuk mengklaim kembali kekuasaan Kristus atas dunia dengan cara apa pun melalui TP. Hal ini dapat diwujudnyatakan melalui nilai-nilai etis mematuhi firman (hukum alkitabiah). Ajaran Karismatik acap kali mengajarkan penaklukkan dapat diraih melalui pengakuan firman menggunakan cara-cara metafisika (yang tak kelihatan). Ajaran ini percaya penaklukkan harus diraih orang Kristen (tidak secara langsung oleh Kristus, tetapi langsung oleh orang percaya) atas seluruh manusia, sebelum kedatangan Kristus secara jasmani ke dunia ini. Ayat utama yang digunakan untuk membela ajaran ini adalah Kejadian 1:28, “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: ‘Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.’" 
Jika dicermati baik-baik, ayat ini mengajarkan manusia diberi kuasa untuk menaklukkan hewan dan bumi, yang jelas sudah diperlihatkan oleh manusia dan masih terus diterapkan (Mzm. 8:6–8). Akan tetapi, ayat ini tidak memberi pembenaran, seperti yang diajarkan TP, kita harus menaklukkan manusia lainnya. Alkitab mengajarkan Kristus memiliki kuasa atas seluruh manusia (Yud. 25), dan orang percaya akan berkuasa dan memerintah bersama Dia (Why. 5:10), tetapi pertanyaannya adalah kapan hal itu terjadi. Berkuasa bersama Kristus akan terjadi di dalam Kerajaan Allah pada masa mendatang. Inilah mengapa sedemikian penting untuk memahami masa kini bukanlah Kerajaan itu, tetapi Masa Gereja (Anugerah). 

Kesalahan Penaklukkan
Alkitab mengajarkan bahwa masa kini bukanlah Kerajaan Allah. Orang percaya belum berkuasa dan memerintah bersama Kristus, walaupun itulah yang akan menjadi tujuan kita kelak. Orang percaya tidak mendapat hak istimewa tersebut sebelum seluruh tahap dan nubuat dalam Alkitab digenapi. Bahkan, Rasul Paulus mengecam jemaat Korintus yang terjebak dalam ajaran penaklukkan ini dengan kata-kata “… Ah, alangkah baiknya kalau benar demikian, bahwa kamu telah menjadi raja, sehingga kamipun turut menjadi raja dengan kamu” (1 Kor. 4:8). Sebaliknya, Paulus dengan jelas membahas tentang penderitaan, cemooh, dan aniaya yang ia alami demi Kristus (4:9–13) sementara ia memberitakan Injil. Aniaya merupakan panggilan semua orang percaya pada masa kini sebelum kedatangan Kristus. Hal ini dapat kita lihat dalam nasihat Paulus untuk “turutilah teladanku!” (4:16).
Gereja masa kini berada pada Masa Anugerah di mana aniaya dirasakan orang percaya sembari menyampaikan kebenaran Injil pada bangsa-bangsa. Masa ini mirip dengan tugas Kristus ketika Dia melayani di dunia. Pada kedatangan-Nya yang pertama, Kristus tinggal dalam dunia yang kejam supaya Dia dapat mati, sementara memanggil para murid untuk melanjutkan pelayanan-Nya setelah Dia pergi ke surga (setelah kebangkitan-Nya). Kepatuhan dan kesetiaan Kristus untuk melaksanakan kehendak Allah menjadi kontras yang tajam terhadap kesombongan dan hendak meraih penaklukkan pada masa Adam. Oleh karena Gereja—Tubuh Kristus—dipersiapkan untuk menjadi mempelai Kristus, ia juga akan mengalami masa-masa penganiayaan selama zaman ini ketika Kristus memanggil kepada bangsa-bangsa yang lain (orang-orang non Yahudi) untuk dipilih bagi nama-Nya (Kis. 15:14) melalui Gereja. Oleh karena Kristus mengalami penolakan dan kebencian dalam dunia ini, hal sama juga akan dialami oleh Tubuh-Nya (Yoh. 15:18–27). Seperti Kristus bertahan hingga titik penghabisan dan dimuliakan (Yoh. 17), kuasa akan diberikan pada semua orang percaya di Kerajaan Allah yang akan datang (Why. 2:25–27; 3:21).
Pengikut ajaran penaklukkan melakukan kesalahan sama seperti mereka yang ditegur oleh Kristus dalam Lukas 24:26: “Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?” Hal yang sama berlaku bagi Gereja-Nya. Gereja pertama-tama harus menderita pada masa kini dan kemudian akan dimuliakan, menerapkan penaklukkan setelah kedatangan Kristus di dalam Kerajaan-Nya. Satu perselisihan besar antara kaum penaklukkan dan anti penaklukkan adalah apakah Gereja akan memperoleh keadaan hidup yang serba sempurna Kerajaan Allah untuk saat ini sebelum kedatangan Kristus. 
Di sini, kita bisa melihat satu kesalahan untuk dengan tak sabar melangkah ke depan dan secara gegabah memperkenalkan ‘firdaus’ di dunia dalam satu cara yang tidak sesuai dengan rencana/rancangan Allah. Walaupun kaum penaklukkan mengatakan mereka berusaha mendatangkan Kerajaan, tidak melalui usaha-usaha manusia, tetapi oleh kuasa Roh Kudus, fakta sederhananya adalah Alkitab tidak mengajarkan ajaran mereka. Mereka berusaha dengan giat hanya menggunakan hikmat mereka semata. Usaha yang keliru ini hanya akan menghasilkan upaya-upaya yang sia-sia dan turut berpartisipasi dalam kegiatan yang justru sejalan dengan tujuan dan kepentingan dunia ini. Maka dari itu, amat penting untuk kita betul-betul memahami Alkitab dalam tema yang krusial ini.  

Fakta Menarik tentang Penaklukkan
Seperti banyak isu lainnya, tidak ada dua orang penganut ajaran ini benar-benar sama persis dalam seluruh poin ajaran penaklukkan. Akan tetapi, ada hal-hal khusus yang disepakati oleh semua pengikut ajaran ini. Sebagai contoh, seandainya ada 10 poin yang menjelaskan TP, kita bisa melihat tidak semua pengikut ajaran ini memegang teguh 10 poin ini. Mungkin berlebihan jika saya mengatakan ada 10 poin. Paling tidak ada beberapa poin yang melandaskan ajaran penaklukkan ini:
  1. Rekonstruksionisme
  2. Theonomi
  3. Theologi Perjanjian (Covenant Theology)
  4. Paska-milenialisme
  5. Preterisme
  6. Ajaran Kingdom Now, dll.
Para Penyebar Ajaran Ini
Mustahil untuk menyebut satu per satu para pemimpin yang mengajarkan theologi ini, tetapi ada beberapa yang tampak jelas mengajarkannya: Rick Warren, C. Peter Wagner, Earl dan Don Paulk, Robert Tilton, Larry Lea, James Robison, Rick Godwin, Clark Whitten, Bob Weiner, Bob Mumford, John Mears, Bill Hamon, Tommy Reid, Marilyn Hickey, dll.

Kesimpulan
Theologi Penaklukkan dapat dikatakan sebagai satu tren berbahaya yang muncul di tengah-tengah ajaran Kristen Injili Fundamental. Hal ini semakin dibenarkan karena ada semacam dorongan bagi orang Kristen untuk melatih sejenis penaklukkan yang dilakukan belum waktunya. Bukankah dorongan semacam itu merupakan inti dari janji si ular pada Hawa di Taman Eden? Oleh karena kaum penaklukkan ini salah perihal waktu kedatangan Kerajaan Allah dan cara-cara untuk menghadirkan Kerajaan itu, mereka secara sadar atau tidak melibatkan diri untuk semakin mengukuhkan kerajaan Iblis, dalam pengertian bahwa mereka menerapkan theologi mereka yang miring ini. Orang Kristen diperintahkan untuk mencari hal-hal yang dari atas, untuk memikirkan hal-hal yang dari atas (Kol. 3:1–2), sementara tak jemu-jemu menantikan kedatangan sang Juruselamat (Flp. 3:20). Panggilan kita pada masa kini bukanlah untuk menaklukkan, tetapi menyebarkan Injil kepada dunia dan menantikan Anak Allah dari surga yang akan membawa kita supaya kita terhindar dari murka Allah (Masa Tribulasi [1 Tes. 1:10]). Kemudian, hanya setelah kedatangan Tuhan kita untuk kedua kalinya ke dunia, kita akan berkuasa dan memerintah (menaklukkan) bersama Kristus di dalam Kerajaan Allah (Why. 2:26–27; 3:21). Maranata!